Logo
X

Dapatkan konten pemasaran yang luar biasa terkait dengan Perekrutan & L&D di kotak masuk Anda setiap minggu

Terus mendapat info terkini seputar pemasaran, penjualan, serta tips dan berita layanan terbaru
An Ultimate Guide to Cognitive Assessment Test

Penilaian Bakat | 8 Min Read

Panduan Lengkap Tes Kemampuan Kognitif

Aspek paling mendasar dalam rekrutmen adalah memahami bagaimana kandidat mampu menjalankan pekerjaannya. Tes kognitif adalah sumber utama bagi perekrut dalam menyeleksi karyawan dengan hasil yang terukur dan terbukti. Panduan lengkap ini menjelaskan seluk beluk penilaian kognitif yang dipakai saat proses rekrutmen. Selain itu, juga memperkenalkan tes kognitif yang dipakai perekrut saat menyeleksi kandidat.

 


Apa itu tes kemampuan kognitif?

Tes kemampuan kognitif adalah tes untuk menilai kandidat dari kemampuan intelektual, emosional, dan psikologis mereka secara komprehensif. Tes ini terdiri dari serangkaian tes yang akan mengukur respons kognitif dari kandidat terhadap aspek tertentu, seperti ketelitian, kemampuan menghafal, kecepatan memroses informasi, kemampuan memecahkan masalah, kecakapan berkomunikasi, dan lain-lain. Tes kognitif adalah bagian dari tes psikometrik yang mempermudah proses seleksi kandidat dengan membantu perekrut menemukan kandidat yang paling unggul dalam mengerjakan pekerjaan dan kompeten dalam mencapai targetnya.

Proses evaluasi kognitif meliputi berbagai tes terkait konseptualisasi diri, berpikir kritis, keterampilan visual dan spasial, kemampuan berbahasa, kecepatan belajar, serta beragam kemampuan kognitif lainnya. Karena proses evaluasinya memerlukan teknik yang sangat prediktif dan cepat, dengan tes kognitif ini perekrut dapat dengan cepat memilah kandidat yang kurang sesuai, agar dapat segera mewawancara kandidat terpilih untuk posisi yang dibuka. Dengan menilai kemampuan kognitif kandidat, perekrut dapat menemukan kandidat dengan potensi tersembunyi, meski mungkin riwayat pekerjaannya tidak menonjol, namun memiliki sifat yang dibutuhkan untuk berkembang dalam perusahaan. Tes kognitif ini cocok digunakan saat merekrut untuk jabatan tingkat awal, karena membantu perusahaan mendapatkan karyawan yang cakap dan kompeten. Tes kognitif memegang peran penting dalam merancang strategi pembelajaran dan pengembangan suatu perusahaan. Tes semacam ini membantu perusahaan menutupi celah yang ada sekaligus mengenali bidang yang perlu ditingkatkan, menyaring individu berpotensi tinggi, mencari calon penerus jabatan, dan mendapat kandidat yang mampu belajar cepat. Selain itu, riset psikologi menunjukkan bahwa tes kemampuan kognitif dapat memprediksi keberhasilan rekrutmen di berbagai jenis pekerjaan, tingkatan, dan industri secara tepat dan efisien.

 


Kegunaan tes kemampuan kognitif

Tes kemampuan kognitif sangat penting untuk digunakan pada perusahaan karena dapat memprediksi performa kerja karyawan, menemukan kandidat berpotensi tinggi, meningkatkan performa tim, serta memberi masukan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan. Tes ini menawarkan cara yang objektif dan terstandar untuk menilai kemampuan kognitif, sehingga memudahkan perusahaan menemukan individu dengan kapasitas intelektual yang unggul dalam mengerjakan tugas-tugas kompleks. Dengan memahami kekuatan kandidat dan aspek mana yang perlu mereka tingkatkan, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam penempatan kerja, pelatihan, maupun peluang pengembangan dari karyawan. Selain itu, tes kemampuan kognitif juga mendorong terciptanya tenaga kerja yang beragam dan inklusif dengan menilai kemampuan kandidat secara objektif.

 


Mengapa perekrut perlu menggunakan tes kemampuan kognitif dalam proses rekrutmen?

Tes kognitif mampu menyoroti kemampuan kandidat yang mungkin tidak nampak dalam CV atau surat lamaran mereka. Tes ini berperan penting dalam proses penyaringan kandidat karena membantu menemukan talenta terbaik sekaligus membuat proses rekrutmen lebih cepat dan efisien. Berikut beberapa alasan utama mengapa tes kognitif diperlukan dalam proses rekrutmen:

Untuk memprediksi performa kerja kandidat

Berdasarkan penelitian I. Robertson, T. dan M. Smith dalam Personnel Selection (2001), tes kognitif terbukti menjadi alat prediksi yang efektif untuk menilai keberhasilan kerja. Dalam studi tersebut, mereka meninjau beberapa metode penilaian karyawan yang paling umum digunakan, seperti tingkat pendidikan, grafologi, tes kepribadian, tes pengetahuan pekerjaan, wawancara formal maupun non-formal, rekomendasi, serta tes kemampuan kognitif.

 

cognitive_image

 

Seperti terlihat pada gambar di atas, tes kemampuan kognitif yang dipadukan dengan penilaian perilaku menempati posisi teratas dengan koefisien korelasi sebesar 0,67 dalam memprediksi kesuksesan karier. Angka ini lebih tinggi dibandingkan wawancara non-formal, tes pengetahuan pekerjaan, tes kepribadian, maupun pengalaman kerja dan jenjang pendidikan. Koefisien korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan antarvariabel, sedangkan koefisien 1,0 menandakan hubungan korelasi yang sangat kuat.

Dalam hal ini, tes kemampuan kognitif (r = 0,67) terbukti memiliki korelasi yang kuat dengan performa kerja seseorang dibandingkan faktor lain. Meski begitu, tes kognitif dapat digunakan bersamaan dengan wawancara formal, tes kepribadian, tes perilaku, dan metode lain untuk memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang kinerja kandidat. Dengan demikian, penilaian kognitif kandidat menjadi salah satu faktor terpenting dalam keberlangsungan proses rekrutmen.

Menemukan kandidat yang mampu belajar cepat

Tes kognitif membantu perusahaan menemukan individu yang mampu belajar dengan cepat dan mampu menyesuaikan keterampilan mereka dengan perkembangan teknologi, seperti dapat menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan otomasi, yang sangat memengaruhi cara kita bekerja. Mereka yang memiliki kemampuan kognitif lebih tinggi cenderung dapat mengatur, mengolah, dan menyerap informasi dengan lebih cepat, sehingga mampu menguasai keterampilan baru dan memahami konsep baru dalam waktu jauh lebih singkat. Pada akhirnya, hal ini berdampak pada meningkatnya produktivitas perusahaan.

Memudahkan perusahaan merekrut talenta terbaik

Penggunaan tes kognitif dalam proses rekrutmen dapat membantu perusahaan mendapatkan talenta terbaik di pasarnya tanpa perlu bersusah payah. Tes kognitif yang berkualitas dapat diperoleh dari penyedia layanan yang berpengalaman dalam menyelenggarakan serta mengevaluasi hasil tes pada ribuan kandidat.

Menjalankan rekrutmen dengan lebih objektif

Dengan tes kognitif, perekrut mendapatkan gambaran nyata dari kandidat, yang membuat proses seleksi menjadi lebih objektif. Saat menilai kandidat, sering muncul bias yang secara tidak langsung dapat memengaruhi keputusan rekrutmen. Dengan menggunakan tes kognitif, perusahaan dapat merekrut kandidat berdasarkan kemampuan intelektual mereka, bukan sekadar penilaian yang terpengaruhi bias. Selain itu, berbekal data yang objektif tentang kandidat, perusahaan nantinya dapat membentuk tim yang lebih beragam, kuat, dan pada akhirnya menciptakan budaya perusahaan yang lebih inklusif.

 


Kemampuan apa yang diukur dalam tes kognitif?

Tes kognitif berfungsi untuk menilai kemampuan berpikir kandidat, seperti cara mereka berpersepsi, menalar, mengingat, serta keterampilan verbal dan memecahkan masalah. Tes ini menguji sejauh mana pelamar mampu menyelesaikan tantangan, baik saat mempelajari keterampilan baru maupun ketika menghadapi masalah di tempat kerja. Pada dasarnya, tes kognitif digunakan untuk mengukur kecerdasan atau kemampuan mental seseorang secara umum. Soal yang diajukan biasanya cukup menantang, meliputi analogi verbal, perhitungan aritmetika, hubungan spasial, pemahaman, deret angka, hingga kemampuan memahami bacaan.

Umumnya, tes kemampuan kognitif akan menghitung banyaknya jumlah jawaban benar dan memberikan skor keseluruhan dari hasil tersebut. Dengan cara ini, skor yang didapat mencerminkan kemampuan mental seseorang secara umum. Setiap skor yang diberikan untuk jenis keterampilan tertentu (seperti kecakapan berkomunikasi, penalaran, atau pemecahan masalah), menunjukkan seberapa mahir seseorang dalam kemampuan tersebut.

Orang dengan skor kognitif tinggi cenderung lebih mampu menyelesaikan tugas secara tepat dan terampil, mengambil keputusan dengan lebih efektif, menggunakan kemampuannya bernalar, memecahkan masalah, serta mampu menempatkan diri di situasi baru maupun situasi kompleks dengan bijak.

 

People with high cognitive ranks are more likely to

Apa tujuan dari tes kognitif?  

 

Tes kognitif digunakan untuk mengukur kemampuan mental seseorang berdasarkan tiga aspek utama: cara mereka memproses informasi, menghasilkan solusi, dan mengambil keputusan. Tes kemampuan kognitif yang berkualitas menilai bakat kandidat dalam berpikir kritis, menalar angka, dan analitis, serta keterampilan kognitif lainnya untuk memberi gambaran tentang kapasitas mental mereka. Tes ini juga mengukur cara berpikir kreatif, kemampuan bernalar abstrak, dan keterampilan memecahkan masalah agar keputusan yang diambil lebih tepat dan akurat.

 

Apa saja yang tercakup dalam tes kognitif? 

 

Tes kognitif menilai dua kompetensi utama pada seseorang untuk dapat bekerja secara efektif. Tes ini mengevaluasi kemampuan seseorang untuk mempelajari dan mengingat informasi, lalu menerapkannya dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keterampilan ini dievaluasi melalui tes penalaran abstrak dan berpikir kritis. Pertanyaan dalam tes ini mencakup bagaimana seseorang mengkritisi asumsi, cara mereka membuat penilaian yang objektif, serta cara mengenali informasi relevan dalam menarik sebuah kesimpulan.

 


Jenis tes kemampuan kognitif untuk rekrutmen

Tes kemampuan kognitif digunakan untuk menilai kompetensi utama yang dibutuhkan agar seseorang dapat bekerja secara efektif. Tes ini menilai kapasitas mental seseorang, termasuk kemampuan berpikir cepat, memecahkan masalah yang ambigu, serta menemukan konsep baru dari informasi yang baru diterima. Beberapa jenis tes kognitif umum yang menilai kandidat dari berbagai aspek kognitif antara lain:

 

cognitive_infographic 2

 

Tes Ketangkasan Belajar

Ketangkasan belajar adalah kemampuan dan kemauan kandidat untuk belajar dari pengalaman, beradaptasi dengan situasi baru, dan bekerja secara efektif dalam berbagai kondisi. Ketangkasan belajar biasanya dimiliki oleh individu yang mampu belajar mandiri dan karyawan berpotensi tinggi. Mereka cocok menempati posisi pemimpin karena cepat beradaptasi dengan situasi baru dan mampu belajar dari pengalaman. Tes Ketangkasan Belajar dirancang untuk mendapatkan kandidat tangkas yang paling tepat menempati posisi pemimpin di berbagai perusahaan.

Tes ini berguna untuk: 

  • Membentuk talent pool untuk menjaring karyawan berpotensi tinggi (termasuk pada talenta dan karyawan muda), sekaligus menyiapkan kader penerus, merancang penugasan penting, serta mendukung pembelajaran dan pengembangan mereka
  • Membuat keputusan rekrutmen yang lebih tepat untuk posisi yang menuntut kemampuan belajar cepat
  • Mengapresiasi karyawan yang dinilai mampu berperforma baik untuk ditugaskan di luar negeri
  • Meningkatkan kegiatan team building.

 

Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes ini mengukur kemampuan kandidat dalam mengambil keputusan. Penilaian dilakukan untuk melihat apakah seseorang mampu mengenali dan menyelesaikan masalah, mengumpulkan data untuk mengkritisi sebuah asumsi, memberikan penjelasan yang masuk akal, serta menawarkan solusi dari masalah tersebut. Tes semacam ini biasanya dipakai dalam rekrutmen level manajerial menengah hingga senior. Dengan pendekatan kognitif, tes ini membantu perekrut menemukan kandidat yang mampu mengenali masalah dan menyelesaikannya secara efektif melalui analisis kritis, mulai dari mengidentifikasi asumsi, menarik kesimpulan, hingga menilai argumen.

 

Tes ini dapat digunakan untuk menyeleksi: 

  • Kandidat manajemen senior
  • Kandidat manajemen menengah
  • Konsultan bisnis
  • Pengambil keputusan dan perancang strategi

 

Tes Analisis Kasus dan Pengambilan Keputusan 

Tes ini umumnya dipakai untuk menyaring lulusan manajemen terbaik dari sekian banyak kandidat yang ada. Format tes berupa simulasi studi kasus yang dirancang untuk menilai cara kandidat berpikir secara analitis dan memecahkan masalah secara akurat. Jawaban kandidat akan dianalisis dan dinilai, lalu hasilnya dituangkan dalam laporan kinerja. Laporan ini dapat langsung dijadikan referensi pada tahap wawancara berikutnya, sehingga proses diskusi dan analisis dengan kandidat jadi lebih terarah. Dalam tes ini, kandidat akan diberikan sebuah studi kasus yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu.

 

Tes Penalaran Mekanis

Tes ini menilai kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah kompleks berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan penerapan konsep mekanis. Tes ini mengevaluasi sejauh mana kandidat menguasai hukum fisika dasar, operasi mekanis, serta kemampuannya mempelajari proses otomatis, termasuk memahami susunan mekanis dan hal-hal terkait. Tes ini biasanya berisi soal dengan tingkat kesulitan beragam dalam bahasa Inggris. Soal disusun secara interaktif untuk memetakan kemampuan kandidat dalam menyelesaikan tugas teknik, membaca gambar teknis, serta memahami perangkat dan cara kerjanya. Tes ini membantu mengukur sejauh mana kandidat mampu menafsirkan dan menerapkan prinsip mekanis dalam berbagai peran di bidang teknik maupun teknis.

Tes ini sangat berguna untuk merekrut kandidat dengan pengalaman kerja, khususnya di bidang mekanik pesawat, perawatan dan perbaikan, otomotif, dan sejenisnya.

 

Tes Penalaran Spasial 

Tes Penalaran Spasial adalah tes kognitif yang menilai kemampuan kandidat dalam memahami dan menentukan hubungan ruang antar-objek. Tes ini mengukur sejauh mana seseorang mampu membayangkan serta memanipulasi bentuk, pola, atau desain yang kompleks dalam bidang dua dimensi maupun tiga dimensi. Dengan tes ini, perekrut dapat lebih mudah menemukan kandidat terbaik, sehingga proses rekrutmen jadi lebih efisien. Kandidat yang menonjol biasanya adalah analis cerdas yang jago dalam memecahkan masalah untuk pekerjaan yang menuntut keterampilan konseptual.

Tes ini mengevaluasi kemampuan alami kandidat dalam membayangkan pola dan bentuk saat dihadapkan teka-teki yang rumit, serta mampu menghasilkan jawaban yang tepat. Bentuk soal yang diberikan mencakup memutar bentuk, mencocokkan bentuk, menggabungkan bentuk, melihat kubus dalam 3D, hingga memanipulasi berbagai bentuk padat dalam 2D maupun 3D.

 

Tes ini dapat digunakan untuk:

Menilai kandidat untuk proses penyaringan dan penempatan pada sektor-sektor yang membutuhkan keahlian di bidang spesifik—seperti desain, arsitektur, penerbitan, ilustrasi, dan teknologi. Tes ini mendukung pemilihan kandidat secara cermat untuk pekerjaan yang bersifat teknis maupun berorientasi pada keterampilan khusus (craft-centric roles).

 

Tes Penalaran Logis

Tes Penalaran Logis berguna untuk menilai kemampuan seseorang dalam menganalisis data dari berbagai sudut pandang. Tes ini menilai bagaimana seseorang memecah data menjadi komponen sederhana, menyusun informasi secara terstruktur, dan menelaah hubungan antar data untuk menemukan solusi. Tes kognitif ini juga melihat sejauh mana kandidat mampu berpikir jernih dan fokus hanya pada hal yang relevan. Kandidat dengan keterampilan penalaran yang kuat biasanya mampu menarik kesimpulan yang tepat. Mereka menggunakan pendekatan yang konsisten dan sistematis dalam memecahkan masalah serta menyusun kerangka berpikir yang jelas. Penilaian ini membantu menemukan individu berbakat lewat soal-soal yang menguji kemampuan bernalar logis.

 

Tes ini dapat digunakan untuk:

Merekrut kandidat baru dari berbagai jenjang pendidikan, untuk beragam peran mulai dari team lead, posisi manajerial, hingga level eksekutif.

 

Tes Bakat Bahasa 

Tes kognitif ini membantu mengidentifikasi apakah seorang kandidat memiliki bakat untuk mempelajari bahasa asing. Tes Bakat Bahasa dirancang untuk menilai aspek linguistik dalam proses belajar, khususnya kemampuan berkomunikasi seperti berbicara dan mendengarkan. Tes ini memberikan gambaran keterampilan kandidat, terutama dalam hal mengenali angka dalam bahasa asing, menghubungkan bunyi ucapan dengan simbol fonetik, menyusun kata, mengeja, dan menguasai kosakata.

 

Tes ini berguna bagi:

  • Perusahaan yang menyediakan layanan bahasa asing, misalnya layanan penerjemahan
  • Lembaga pendidikan dan pelatihan yang ingin mengukur bakat kandidat dalam mempelajari bahasa baru
  • Perusahaan outsourcing yang ingin merekrut talenta terbaik untuk berkomunikasi dengan klien di luar negeri.

 

Tes Penalaran Abstrak 

Tes ini mengukur kemampuan kandidat dalam berpikir lateral, yaitu cara berpikir untuk menemukan aturan logis, tren, dan pola, guna menghasilkan solusi paling tepat dalam memecahkan masalah. Kandidat dengan kemampuan penalaran abstrak yang kuat biasanya mampu menyelesaikan masalah kompleks secara kreatif. Mereka dapat memakai pengetahuan yang dimiliki untuk menghadapi masalah baru dengan menghubungkan berbagai informasi, melihat gambaran besarnya, mengenali pola dan hubungan, lalu merumuskan solusi inovatif dari masalah tersebut. Tes semacam ini efektif untuk menilai bakat kandidat dalam memecahkan masalah melalui logika sekaligus kreativitas.

Tes ini dapat digunakan untuk:

Merekrut kandidat di berbagai negara untuk beragam posisi industri, baik level awal maupun level senior. Tes ini menilai kompetensi individu untuk peran di bidang penjualan dan pemasaran, desain kreatif, penulisan, serta analitik.

 

 

Tes Pemahaman Bacaan

Tes ini menilai kemampuan kandidat dalam membaca, memproses, mengingat, dan merangkum informasi tertulis, serta memahami teks panjang dengan cepat.

Kandidat yang menonjol dalam tes ini biasanya mampu menyerap informasi lebih cepat, menafsirkan bacaan dengan lebih tepat, dan menggunakannya untuk mengambil keputusan bisnis yang rasional. Tes ini disajikan dalam bentuk bacaan yang harus dipahami oleh kandidat, lalu diikuti dengan pertanyaan seputar isi bacaan tersebut. Sebagian pertanyaan bersifat tersurat, dan ada pula yang tersirat dan perlu ditafsirkan terlebih lebih dahulu.

Tes ini dapat digunakan untuk:

Merekrut kandidat baru dengan pengalaman kerja 0–1 tahun untuk berbagai posisi di beragam industri.

 

Tes Ketelitian

Tes ini dirancang untuk mencari karyawan yang cermat, akurat, dan mampu memperhatikan detail sekecil apapun. Selain itu, tes ini juga menilai kemampuan mereka dalam menjaga kualitas pekerjaan sekaligus menyelesaikannya tepat waktu. Individu yang sangat fokus biasanya dapat menghasilkan pekerjaan berkualitas lebih cepat dan lebih baik dibanding yang lain, karena mereka tidak perlu terus-menerus diawasi. Tes ini membantu perusahaan menyaring kandidat terbaik yang mampu bekerja dengan hasil yang rapi, detail, dan tepat waktu. Selain itu, perekrut juga dapat menggunakan tes ini untuk merekrut kandidat di level awal, terutama untuk posisi administratif dan tata usaha. Tes berbasis kecepatan ini menilai kandidat melalui beragam soal perbandingan yang mencakup angka, teks, gambar, dan visual.

Tes ini dapat membantu perusahaan menyeleksi kandidat secara lebih efektif sekaligus merekrut karyawan level awal di berbagai sektor industri. Sangat cocok untuk posisi yang berhubungan dengan pemrosesan data dan tugas-tugas administratif.

 

Tes Kemampuan Umum 

Perusahaan membutuhkan kandidat yang mampu memecahkan masalah kompleks secara logis. Untuk itu, tes ini dapat membantu perusahaan menilai individu dan menemukan kandidat yang mampu mempelajari hal baru dan menerapkan logika dalam menyelesaikan masalah rumit. Tes Kemampuan Umum menilai kandidat berdasarkan kemampuan dan kompetensi dasar agar mereka dapat bekerja dengan baik dalam tugas yang diberikan. Tes ini juga menilai sejauh mana seseorang mampu bekerja baik di berbagai fungsi, sekaligus membantu manajer mengenali kekurangan dan kebutuhan pelatihan karyawan.

Tes ini dirancang secara cermat dengan berbagai jenis soal untuk menilai beragam kemampuan, mulai dari pemrosesan informasi hingga keterampilan pemecahan masalah di tempat kerja. Melalui tes ini, perusahaan dapat menemukan kandidat berpotensi yang mampu meningkatkan produktivitas perusahaan secara signifikan. Karyawan yang efektif akan paham apa yang menjadi tanggung jawabnya.

 

Tes ini dapat digunakan untuk:

  • Posisi administratif dan tata usaha
  • Posisi eksekutif
  • Posisi fungsional dan supervisi
  • Posisi manajerial senior dan manajer bisnis
  • Posisi pimpinan dan strategis

 

Tes Bakat Kuantitatif 

Tes ini mengukur sejauh mana kandidat mampu memahami dan mengolah angka serta fungsi terkait untuk melakukan operasi aritmatika dasar dengan cepat dan akurat. Tes ini secara tepat menilai kemampuan analisis angka, sekaligus mengevaluasi keterampilan kandidat dalam mengerjakan perhitungan numerik—yang relevan untuk beragam posisi kerja, tanpa bergantung pada latar belakang pendidikan.

Tes ini berguna untuk:

Menyaring dan merekrut kandidat dengan pengalaman kerja 0–2 tahun. Cocok bagi mereka dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik, manajemen (S1/S2), kursus sertifikasi statistik, dan bidang terkait lainnya.

 

Tes Kemampuan Verbal

Kandidat dengan kemampuan verbal yang baik mampu menyampaikan ide dan pikirannya dengan struktur kalimat yang tepat, kata-kata yang sesuai, serta tata bahasa yang tepat. Mereka juga mampu berkomunikasi dengan jelas dan memahami pesan dalam konteks bisnis. Tes Kemampuan Verbal ini membantu perusahaan menemukan kandidat dengan penguasaan bahasa Inggris yang baik, sekaligus kemampuan memahami, mengolah, dan menyampaikan pesan tertulis secara tepat dan jelas melalui kalimat yang tersusun dengan benar.

Tes ini berguna untuk:

Menemukan kandidat di berbagai posisi lintas industri, khususnya bagi kandidat dengan pengalaman kerja 0–1 tahun.

 

Tes Penalaran Numerik 

Kandidat dengan kemampuan penalaran numerik yang kuat dapat menganalisis data statistik untuk menarik kesimpulan dan membuat keputusan bisnis yang tepat. Karena mengolah informasi dari data angka sangat penting bagi perusahaan, maka setiap perusahaan membutuhkan karyawan yang mampu mengumpulkan, mempelajari, memahami, dan mengolah data agar mempermudah pengambilan keputusan. Tes tingkat dasar ini dirancang untuk mengukur kemampuan kandidat dalam menggunakan informasi berbasis angka untuk mendukung keputusan bisnis serta menilai dampaknya terhadap kualitas keputusan tersebut.

Tes ini berguna untuk:

Mendapatkan kandidat dengan pengalaman kerja 0–1 tahun di berbagai sektor industri, terutama di bidang analisis data, operasi perbankan, akuntansi, dan analisis keuangan.

 

Tes Bakat Teknis dan Kuantitatif 

Banyak perusahaan kesulitan mencari software engineer unggulan karena terbatasnya jumlah kandidat yang benar-benar mumpuni. Dalam pengembangan perangkat lunak, seorang profesional dituntut untuk memahami seluruh tahapannya secara menyeluruh, mulai dari perancangan hingga pengujian. Umumnya, software engineer menguasai satu atau lebih bahasa pemrograman, sekaligus memiliki dasar konsep yang kuat. Tes ini dirancang untuk menilai apakah kandidat mampu menerapkan pendekatan yang terstruktur dalam memecahkan masalah. Yang terpenting, perusahaan dapat mengukur kompetensi dasar kandidat guna memastikan bahwa hanya yang paling layak yang dapat melangkah ke tahap wawancara akhir.

Tes ini dapat digunakan untuk:

Merekrut kandidat dengan latar belakang teknik, khususnya di bidang TI, dengan pengalaman kerja 0–2 tahun. Tes ini juga memudahkan rekruter menyaring dan memilih kandidat dari perguruan tinggi unggulan.

 

Tes Tata Bahasa, Ejaan, dan Tanda Baca Bahasa Inggris 

Dalam dunia kerja yang serba cepat, komunikasi menjadi inti dari setiap aktivitas bisnis. Karena itu, kefasihan dalam komunikasi lisan maupun tulisan sudah menjadi bagian penting dari profesionalisme kerja. Tes ini dirancang untuk menilai pemahaman dasar kandidat terkait tata bahasa dan ejaan, termasuk penguasaan klasifikasi kata, kosakata, singkatan, tanda baca, dan sebagainya. Hasil tesnya akan memberikan gambaran tingkat kemampuan bahasa Inggris kandidat yang dibutuhkan di berbagai peran profesional.

Tes ini berguna untuk:

Membantu perusahaan menemukan dan merekrut kandidat yang mahir berbahasa Inggris, terutama untuk posisi di bidang penjualan, pemasaran, dukungan teknis, dan peran lainnya.

 


Apakah tes kemampuan kognitif dapat diandalkan?

Tes kemampuan kognitif terbukti selalu menjadi alat ukur yang andal dan valid untuk menilai kemampuan mental. Tes ini efektif dalam memprediksi prestasi akademik, performa kerja, hingga jiwa kepemimpinan kandidat, sehingga tes ini semakin valid untuk digunakan perekrut. Namun, ada beberapa kendala dari tes ini, seperti potensi adanya bias budaya, menimbulkan kecemasan saat ujian bagi peserta, serta kemungkinan dampak negatif pada kelompok yang termarjinalkan. Penting untuk menyadari dan mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan adanya bias ini. Misalnya, dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur dan mempertimbangkan faktor kontekstual saat menafsirkan hasil tes. Meski begitu, tes kemampuan kognitif tetap menjadi sarana berharga untuk menilai dan memprediksi kemampuan mental serta potensi seseorang.

 


Mengapa perusahaan menerapkan tes kemampuan kognitif?

Perusahaan perlu menggunakan tes kemampuan kognitif dalam proses rekrutmen karena dapat meningkatkan akurasi penyaringan kandidat, memperbaiki kualitas seleksi kandidat, dan mengurangi bias dalam proses rekrutmen. Tes ini menilai kemampuan kandidat dalam berpikir kritis, menyelesaikan masalah, serta beradaptasi terhadap situasi baru; kemampuan yang penting dimiliki di berbagai jenis pekerjaan. Dengan tes yang terstandardisasi, perusahaan dapat memperoleh hasil yang objektif dan mudah dibandingkan antar kandidat, sehingga evaluasi menjadi lebih akurat dan dapat diandalkan. Selain itu, tes kemampuan kognitif membantu mengurangi bias dalam proses rekrutmen, misalnya bias yang dipengaruhi karakter atau faktor demografi, karena yang dinilai dari tes ini adalah keterampilan dan kemampuan kandidat, bukan latar belakang atau pengalaman mereka.

 


Panduan menggunakan tes kemampuan kognitif dalam proses rekrutmen

Pilih tes kemampuan kognitif yang paling tepat:

Penting untuk memilih tes yang relevan dengan posisi yang akan diisi. Misalnya, jika posisi tersebut membutuhkan penggunaan berbagai bahasa, perusahaan dapat menggunakan Tes Bakat Bahasa dan mengombinasikannya dengan tes keterampilan lain.

 

Tetapkan tolok ukur:

Skor tes kognitif kandidat akan lebih mudah dianalisis jika dibandingkan dengan standar tertentu. Standar ini dapat dibuat dengan menguji karyawan berprestasi yang ada, kemudian menggunakan hasil mereka sebagai tolok ukur. Dengan tolok ukur ini, perusahaan dapat menentukan kandidat seperti apa yang memenuhi syarat.

 

Evaluasi kandidat:

Salah satu keuntungan menggunakan tes dalam proses rekrutmen adalah mempercepat penyaringan kandidat. Penting untuk mengombinasikan tes kognitif dengan tes peran dan tes kepribadian, agar menemukan kandidat yang paling sesuai dengan posisi.

 

Evaluasi hasil tes:

Penting untuk mengukur dan menganalisis hasil setiap kandidat berdasarkan tolok ukur yang telah ditetapkan. Jika skor kandidat jauh di bawah standar, ada baiknya untuk tidak melanjutkan proses seleksi mereka. Sebaliknya, jika skor memenuhi atau melebihi standar, maka mereka layak untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu wawancara.

 

Wawancara kandidat yang memenuhi syarat:

Setiap kandidat yang lolos tes keterampilan awal harus diwawancarai untuk mencari tahu sisi apa yang perlu mereka tingkatkan, serta menemukan kelebihan mereka dari hasil tes. Ajukan pertanyaan yang tepat agar proses wawancara menjadi lebih efektif.

 

Buat keputusan:

Hasil penilaian akan semakin kuat jika didukung oleh kombinasi hasil tes keterampilan dan tes lain yang digunakan selama proses seleksi, seperti wawancara, pengecekan latar belakang, dan sebagainya. Ada baiknya menambahkan tes lain untuk melengkapi tes kemampuan kognitif.

 

Analisis hasil tes dan perbarui tolok ukur:

Proses evaluasi terhadap skor karyawan berprestasi dan pembaruan tolok ukur sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan. Semakin banyak data yang dikumpulkan, semakin baik pula dasar yang dimiliki untuk membuat keputusan yang tepat.

 

 

Image 1

 


Panduan praktis: Tes Kemampuan Kognitif

Data dari tes kemampuan kognitif sangat berharga, oleh karena itu perlu untuk memahami cara memanfaatkan tes ini secara efektif. Berikut beberapa panduan agar perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan tes kognitif untuk menyeleksi kandidat yang tepat:

  • Pertama, lakukan tes secara transparan. Kandidat harus diberi tahu mengenai apa yang akan diujikan, data apa yang dikumpulkan perusahaan, bagaimana skor tes memengaruhi keputusan rekrutmen, serta bagaimana data tersebut dapat digunakan setelah rekrutmen. Dengan bersikap transparan, perusahaan dapat menghindari risiko hukum dan pelanggaran privasi.
  • Kedua, jangan mengintimidasi kandidat. Komunikasi sebaiknya bersifat positif dan bersahabat. Pendekatan ini nantinya akan membangun kepercayaan kandidat terhadap perusahaan, sekaligus menunjukkan budaya perusahaan yang terbuka dan jujur.
  • Selanjutnya, penting untuk memanfaatkan hasil tes. Terkadang perekrut cenderung tidak menghiraukan skor rendah kandidat jika kandidat tersebut menunjukkan kinerja yang baik di bidang lain. Namun, jika tes kemampuan kognitif menjadi bagian dari proses rekrutmen, maka hasil tes tersebut harus dijadikan acuan.

Tes kemampuan kognitif paling efektif bila digunakan bersamaan dengan instrumen seleksi lainnya. Selain itu, penting untuk menyesuaikan tes dengan tiap posisi, dan sebaiknya tidak menggunakan tes yang sama untuk semua posisi pekerjaan. Tes ini paling sesuai digunakan untuk pekerjaan posisi awal hingga menengah yang membutuhkan pelatihan intensif di tempat kerja. Untuk posisi senior, sebaiknya digunakan beragam tes yang menilai keterampilan manajerial sekaligus pengetahuan industri. Menggabungkan tes kemampuan kognitif dengan tes motivasi untuk posisi junior dapat membantu menemukan kandidat dengan potensi unggul. Pastikan proses seleksi berjalan secara objektif, karena dalam proses penilaian kandidat rentan terhadap bias. Bias dapat diminimalkan dengan meninjau prosedur tes secara cermat serta menghindari stereotip atau bahasa yang bias gender.

 


Contoh soal tes kemampuan kognitif

1. Jika dua pernyataan pertama benar, apakah pernyataan terakhir juga benar?

Sebagian besar ular berwarna hijau.

Sebagian besar ular berjalan cepat.

Paling tidak ada satu ular yang berwarna hijau dan berjalan cepat.

2. Jika ada tiga puluh dua siswa di kelas, dan 12,5% dari mereka memiliki paling tidak satu hewan peliharaan, berapa banyak siswa yang tidak memiliki hewan peliharaan?

3. Tina memiliki tujuh gaun, delapan pasang sepatu, dan tujuh kalung. Misalkan ia hanya memakai satu kombinasi pakaian setiap hari, ada berapa hari Tina tidak memakai pakaian yang sama?

 


Alat dan materi tes kemampuan kognitif

Rangkaian alat dan materi tes kemampuan kognitif dari Mercer | Mettl membantu perusahaan menemukan dan merekrut kandidat terbaik. Mercer | Mettl menawarkan rangkaian tes kognitif paling komprehensif yang dapat diterapkan pada lebih dari 200 jenis posisi kerja di lebih dari 25 industri, dan tersedia di lebih dari 100 negara. Beragam tes kognitif dari Mercer | Mettl ini dapat menjadi elemen penting bagi perekrut dalam melakukan tugasnya. Tes-tes ini bersifat spesifik untuk setiap posisi dan berfungsi mengukur kemampuan yang dibutuhkan di berbagai fungsi perusahaan, mulai dari level pemula, menengah, hingga eksekutif. Selain itu, perusahaan dapat menyesuaikan penilaian ini sesuai kebutuhan mereka yang beragam. Dengan bantuan laporan berbasis data yang mudah digunakan, perusahaan dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk membuat keputusan yang lebih tepat. Beberapa alat dan materi tes yang tersedia antara lain Tes Kemampuan Umum, Tes Bakat Bahasa, Tes Berpikir Kritis, dan Tes Penalaran Logis, serta masih banyak lagi.

 


Meningkatkan kualitas rekrutmen dengan tes kemampuan kognitif dari Mercer | Mettl

Tes kemampuan kognitif dari Mercer | Mettl membantu perusahaan dan perekrut membuat keputusan yang tepat di berbagai industri dan wilayah, baik untuk rekrutmen maupun pengembangan pembelajaran karyawan. Tes ilmiah siap pakai ini memberikan informasi mendalam mengenai kemampuan dan keterampilan kandidat yang memenuhi kriteria, sehingga perusahaan dapat merekrut talenta yang paling sesuai dan yang memiliki kecerdasan kognitif tinggi. Platform penilaian virtual all-in-one dari Mercer | Mettl mendukung berbagai kebutuhan penilaian talenta, sehingga keterampilan, kepribadian, dan kemampuan kandidat dapat dinilai secara efisien dan efektif. Platform canggih ini juga dilengkapi teknologi pengawasan kelas dunia, memungkinkan penyelenggara tes mengadakan ujian online dan mengurangi kecurangan.

 

Image 2

 


Kesimpulan

Karyawan adalah sumber daya paling penting bagi setiap perusahaan. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan mereka menjadi inti dari setiap perusahaan. Karyawan juga sangat berperan dalam menjaga produktivitas perusahaan agar tetap tinggi. Penggunaan alat skrining kognitif bertujuan untuk menilai kemampuan karyawan agar dapat unggul dan mampu belajar cepat dalam melakukan pekerjaan. Semakin tepat pemanfaatan tes ini dalam menilai kecerdasan kognitif karyawan, semakin berkualitas pula tenaga kerja yang didapat perusahaan. Talenta berkualitas jumlahnya terbatas, namun permintaannya tinggi. Semakin cepat perusahaan dapat menemukan dan merekrut mereka, semakin baik bagi pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.

Alat skrining kognitif yang efektif ini memberi perusahaan kemampuan untuk menilai, mengumpulkan, membedakan, dan menempatkan talenta terbaik di posisi utama.

 


Pertanyaan Umum

1. Bagaimana kemampuan kognitif diujikan?

2. Apa yang diukur dari tes kemampuan kognitif?

3. Apa itu tes kognitif dalam proses rekrutmen?

4. Apa itu tes kemampuan kognitif di tempat kerja?

Pertama kali dipublikasikan September 23 2025, Diperbarui September 23 2025

Ditulis oleh

Tes/Penilaian Kognitif

Penilaian kognitif mengevaluasi keterampilan kognitif kandidat

Tes kognitif, juga dikenal sebagai tes bakat, termasuk dalam lingkup tes psikometri. Tes ini mengukur fungsi inti otak—perhatian, kecepatan, memori, dan visualisasi. Asesmen kognitif digunakan untuk akuisisi dan pengembangan bakat dan merupakan indikator potensi karyawan yang baik.

Dapatkan konten pemasaran yang luar biasa terkait dengan Perekrutan & L&D di kotak masuk Anda setiap minggu

Terus mendapat info terkini seputar pemasaran, penjualan, serta tips dan berita layanan terbaru