Logo
X

Dapatkan konten pemasaran yang luar biasa terkait dengan Perekrutan & L&D di kotak masuk Anda setiap minggu

Terus mendapat info terkini seputar pemasaran, penjualan, serta tips dan berita layanan terbaru
Understanding the 4 personality types: A, B, C, and D

Pembelajaran dan Pengembangan | 6 Min Read

Memahami empat tipe kepribadian: A, B, C, dan D

Pendahuluan

Kepribadian kita berfungsi sebagai arsitek dan seniman dalam kehidupan kita. Hal ini memengaruhi reaksi kita terhadap pengalaman dan hasil yang kita capai. Kepribadian seseorang adalah lensa yang digunakannya untuk memandang dunia, membentuk pikiran, perilaku, dan interaksinya. Memahami tipe-tipe kepribadian, sering kali Tipe A, B, C, dan D, dapat membantu kita menghadapi tantangan, berkomunikasi, dan menentukan pilihan.

Banyak psikolog, peneliti, dan pegiat telah mempelajari dan menyempurnakan konsep tipe kepribadian selama beberapa dekade. Meskipun tidak ada kerangka tunggal yang mampu menangkap seluruh kompleksitas karakter manusia, keempat tipe kepribadian yang berbeda ini menawarkan wawasan berharga tentang kecenderungan dan preferensi inti kita. Memahami tipe-tipe kepribadian ini membantu dalam upaya menemukan jati diri dan pengembangan pribadi. Hal ini merupakan jembatan menuju peningkatan empati dan komunikasi, serta membantu memahami dengan lebih mendalam nilai-nilai unik yang dimiliki setiap individu.

 


Empat temperamen dasar

Asal-usul empat tipe kepribadian sudah ada sejak lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Di Yunani kuno, Hippokrates mengistilahkan tipe kepribadian berdasarkan cairan tubuh: koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis. Keempat temperamen ini didasarkan pada teori pengobatan humoral dan telah bertahan dengan berbagai interpretasi dan adaptasi sepanjang sejarah.

 

Infographic 1

 

Koleris:

Temperamen koleris dikaitkan dengan kelebihan empedu kuning, salah satu dari empat humor. Individu dengan temperamen koleris dianggap tegas, kompetitif, dan ambisius. Mereka adalah pemimpin alami dan sering kali cepat mengambil keputusan dan mengendalikan situasi. Individu koleris dianggap ekstrovert dan didorong oleh keinginan mengontrol dan berkuasa.

 

Melankolis:

Temperamen melankolis dikaitkan dengan kelebihan cairan empedu hitam. Individu dengan temperamen melankolis dianggap introvert, reflektif, dan analitis. Mereka adalah pemikir yang mendalam dan individu yang penuh kasih sayang yang cenderung melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Melankolis sering dikaitkan dengan kecenderungan artistik dan kreatif.

 

Plegmatis:

Temperamen ini berhubungan dengan cairan lendir berlebih atau cairan tubuh lainnya. Individu dengan temperamen ini dianggap tenang, santai, dan bahagia dengan kehidupannya. Mereka digambarkan sebagai individu yang stabil, sabar, dan baik hati. Mereka adalah pencipta perdamaian yang lebih suka menghindari konflik dan menjaga lingkungan yang harmonis.

 

Sanguinis:

Temperamen sanguinis dihubungkan dengan kelebihan darah. Mereka yang memiliki temperamen sanguinis dianggap sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan ceria. Mereka sering terlihat sebagai ekstrovert yang senang bersosialisasi dan cepat berteman. Tipe kepribadian Sanguinis dianggap sebagai individu yang optimis dan bersemangat dalam menjalani kehidupan mereka dengan penuh antusiasme.

 


Tipe kepribadian

Tipe-tipe kepribadian A, B, C, dan D diperkenalkan pada tahun 1950-an oleh dua kardiolog bernama Meyer Friedman dan Ray Rosenman. Awalnya, tipe kepribadian tersebut hanya terdiri dari Kepribadian Tipe A dan Tipe B. Namun, tipe kepribadian tersebut telah diperluas untuk mencakup Kepribadian Tipe C dan D. Penambahan tipe kepribadian ini mengategorikan individu ke dalam empat tipe kepribadian berdasarkan perilaku, sikap, dan respons terhadap stres.

Empat tipe kepribadian tersebut telah diberi berbagai nama dan julukan. Tetapi secara umum, mereka disebut sebagai Tipe A, B, C, dan D. Setiap individu merupakan kombinasi dari keempat tipe kepribadian tersebut.

 


Kepribadian Tipe A

Individu dengan Kepribadian Tipe A cenderung berorientasi pada pencapaian dan perfeksionis. Mereka rentan mengalami stres, dapat menjadi tidak sabaran, dan memiliki merasa memiliki waktu yang sangat terbatas. Mereka memiliki standar tinggi dan sangat kompetitif. Mereka senang menetapkan tujuan dan mencapai banyak hal sebanyak mungkin. Mereka pada dasarnya penuh semangat walaupun kadang-kadang terlihat agresif. Tipe A adalah orang-orang yang menginspirasi dan dapat diandalkan; mereka berani mendorong batas-batas dan mengeksplorasi hal-hal di luar zona nyaman mereka.

Di tempat kerja, orang dengan kepribadian Tipe A memiliki kemampuan delegasi dan keterampilan administratif yang baik. Mereka lebih memilih bekerja secara mandiri dan menentukan jadwal mereka sendiri. Mereka juga memiliki keterampilan pemecahan masalah secara efektif dan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.

 


Kepribadian Tipe B

Individu dengan kepribadian Tipe B cenderung santai dan rileks. Mereka jarang mengalami stres, sabar, kreatif, dan imajinatif. Individu dengan kepribadian Tipe B cenderung stabil dan damai. Mereka membuat orang merasa nyaman dan orang-orang cenderung merasa senang berada di sekitar mereka. Mereka memiliki empati, dapat membaca emosi orang lain dan memahami cara memberikan dukungan kepada orang lain dan diri mereka sendiri.

Di tempat kerja, orang dengan kepribadian Tipe B cenderung spontan, antusias, dan ekstrovert. Mereka mahir dalam berinteraksi dengan pelanggan dan senang bekerja dalam tim. Mereka berkembang dengan baik dalam situasi kolaboratif.

 


Kepribadian Tipe A vs. Tipe B

Memiliki berbagai jenis orang dalam tim yang dapat bekerja sama dengan baik adalah hal penting karena hal ini membantu kesuksesan perusahaan. Tipe A dan Tipe B merupakan dua gaya kepribadian yang berbeda. Kepribadian Tipe A suka merencanakan masa depan dan fokus pada tujuan. Kepribadian Tipe B lebih santai dan cenderung memprioritaskan hubungan dengan orang lain dalam situasi saat ini. Sebuah tim yang terdiri dari kombinasi kepribadian Tipe A dan Tipe B dapat bekerja dengan baik. Kepribadian Tipe A membantu tim untuk tetap fokus pada tujuan awal dan kepribadian Tipe B membantu membangun hubungan baik. Orang dengan kepribadian Tipe B sering mendapatkan motivasinya dari orang lain, sedangkan orang dengan kepribadian Tipe A mampu memotivasi dirinya sendiri. Memahami kedua tipe kepribadian ini sangat penting untuk memastikan kerja sama tim yang baik.

 


Kepribadian Tipe C

Orang dengan kepribadian Tipe C bersifat analitis, berorientasi pada detail, dan fokus pada akurasi. Mereka cenderung mengalami stres emosional. Kepribadian Tipe C berfokus pada detail kecil dan teknis. Mereka cenderung tertutup (introvert) dan pendiam dalam berinteraksi. Mereka lebih menyukai rutinitas dan gaya hidup yang teratur serta menghendaki keteraturan, logika, dan ketepatan.

Di tempat kerja, orang dengan kepribadian Tipe C cenderung logis, memiliki kesiapan, dan berorientasi pada hasil. Orang dengan kepribadian Tipe C lebih menyukai jenis pekerjaan dan target yang jelas. Hal ini membantu mereka memprioritaskan tugas dan benar-benar menyelesaikannya.

 


Kepribadian Tipe D

Orang dengan kepribadian Tipe D adalah orang yang tertutup (introvert) dan memendam emosinya sendiri. Mereka cukup sensitif dan tidak terlalu optimis. Mereka cenderung mencari rasa aman dan bersifat ulet, pandai memberi nasihat, dan pantang menyerah.

Di tempat kerja, orang dengan kepribadian tipe D cenderung berhati-hati dan berorientasi pada tugas. Mereka termotivasi oleh rutinitas dan stabilitas. Mereka cukup terorganisasi dan sering kali lebih menyukai suasana kerja yang tenang.

 


Kepribadian Tipe X

Orang dengan kepribadian Tipe X memiliki lebih dari satu kepribadian. Masing-masing tipe memiliki rasio yang sama satu sama lain dan biasanya disebut Tipe Ax/Bx, di mana ‘x’ mengacu pada irisan antara dua tipe kepribadian yang berbeda.

Beberapa orang memiliki empat tipe kepribadian yang seimbang. Mereka juga dianggap memiliki kepribadian Tipe X. Orang dengan kepribadian Tipe X dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan.

 


Tipe dan teori kepribadian lainnya

Konsep historis dari empat kepribadian dasar tersebut tetap menjadi bagian penting dari sejarah psikologi dan teori kepribadian. Dalam psikologi kontemporer, studi tentang kepribadian telah mengalami perkembangan yang signifikan dan menghasilkan berbagai model dan teori yang memberikan pemahaman berbasis bukti tentang kepribadian manusia. Kepribadian secara umum dapat dikategorikan menjadi empat tipe atau lebih dari enam belas kombinasi.

Model tipe kepribadian memiliki pendekatan yang beragam, dan salah satu sistem populer yang menggunakan empat dimensi kepribadian adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). MBTI mengategorikan individu ke dalam enam belas tipe kepribadian berdasarkan empat aspek: ekstraversi/introversi, pengindraan/intuisi, pemikiran/perasaan, dan penilaian/persepsi. Model ini memberikan wawasan tentang cara seseorang memandang dunia dan membuat keputusan.

Sebaliknya, model kepribadian lainnya, seperti Big Five (Lima Besar), yang juga dikenal sebagai Five-Factor Model (Model Lima Faktor), berfokus pada lima dimensi kepribadian yang luas, yakni openness (keterbukaan), conscientiousness (kehati-hatian), extraversion (ekstraversi), agreeableness (tingkat kemudahan untuk akur dan bersepakat), dan neuroticism (neurotisme) (OCEAN).

Model ini sangat diakui karena berlandaskan data empiris dan ilmiah sehingga memberikan gambaran yang berbeda dan komprehensif tentang kepribadian. Setiap dimensi mewakili sebuah kontinum, bukan pilihan biner, sehingga model ini lebih fleksibel dan akurat untuk memahami perbedaan kepribadian. Pada akhirnya, pilihan antara model-model ini bergantung pada kedalaman dan kompleksitas pemahaman yang dicari seseorang dalam mengeksplorasi kepribadian manusia.

 


Kesimpulan

Image

 

Kepribadian bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetika, pola asuh, dan pengalaman hidup. Setiap tipe kepribadian memiliki karakteristik dan kecenderungan unik yang memberikan gambaran tentang bagaimana individu menghadapi kompleksitas kehidupan, pekerjaan, dan hubungan. Mengidentifikasi berbagai tipe kepribadian memang sulit, tetapi mengenali perubahan tipe kepribadian dari waktu ke waktu tetap dapat dilakukan.

Memahami berbagai tipe kepribadian tersebut dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan memungkinkan individu mengenali kelebihan dan kelemahan mereka. Hal tersebut juga dapat meningkatkan apresiasi terhadap keragaman sifat manusia, memupuk empati, dan mengembangkan komunikasi yang efektif. Tes kepribadian dapat digunakan individu untuk berkembang dan mengintrospeksi diri. Pada akhirnya, mengakui dan menerima perbedaan tipe kepribadian akan membangun masyarakat yang lebih kuat dan inklusif.

 


Pertanyaan Umum

1. Apa saja karakteristik kepribadian Tipe B?

2. Apa yang dimaksud dengan skala kepribadian Tipe A dan B?

Pertama kali dipublikasikan Maret 23 2024, Diperbarui Maret 23 2024

Ditulis oleh

Postingan terkait

Apakah Anda ingin berkomentar?

X

Please write a comment before submitting

X

Thanks for submitting the comment. We’ll post the comment once its verified.

Dapatkan konten pemasaran yang luar biasa terkait dengan Perekrutan & L&D di kotak masuk Anda setiap minggu

Terus mendapat info terkini seputar pemasaran, penjualan, serta tips dan berita layanan terbaru